Sudah hampir seminggu aku mempunyai masalah dalam tidur. Aku juga bingung mengapa aku bisa mengidap penyakit susah tidur ini atau yang biasa sering disebut dengan insomnia. Akan aku ceritakan awal mula aku mengidap insomnia tersebut. Pada hari pertama ketika aku susah tidur, aku hanya bisa berguling-guling di ranjang mencoba untuk tidur namun tetap tidak bisa tertidur. Lalu saya mencoba membaca novel tetap saja mataku susah untuk menutup. Kemudian aku membaca buku biologi yang katanya manjur membuat pembacanya mengantuk, namun tetap saja aku tidak bisa tidur dan bermimpi indah, yang ada aku jadi hafal pelajaran biologi. Mataku pun semakin memerah, mulut pun terus menguap semakin tak terkendali. Akhirnya aku memutuskan untuk online di depan komputer ketika itu waktu sudah menunjukkan pukul 02.00 dini hari. Baru saja masuk ke timeline twitter, ibuku terbangun dan memarahiku
“Robi, kamu gak tau waktu apa ? ini tuh sudah dini hari tapi kamu malah main komputer! Cepat tidur sana, mana besok hari terakhir kamu UAS lagi” marah ibu.
“Iya bu” jawabku.
Sebenarnya di dalam hati juga aku sudah ingin sekali tidur.
Aku pun pergi ke kamar dan meratapi betapa enaknya orang-orang tidur, akhirnya aku memutuskan untuk belajar pelajaran fisika untuk UAS nanti pagi. Tanpa disadari waktu sudah menunjukkan pukul 03.00 dan aku masih menghafal. Dan tiba-tiba tanpa disadari aku tertidur nyenyak. Sedang enak-enaknya tertidur nyenyak ibuku membangunkanku jam 5 subuh.
“Robi, cepat bangun, mandi sana nanti telat lagi ke sekolah !” katanya
“Iya bu” jawabku dengan nada malas.
Aku pun terbangun dari kasur dengan mata sangat merah dan dipenuhi dengan belek.
Pada malam selanjutnya kembali aku mempunyai masalah dengan tidur, seperti biasa aku kebingungan apa yang akan ku lakukan karena mau berguling-guling di kasur, membaca novel, membaca buku biologi tetap saja mata tetap belotot seperti bola ping-pong. Apalagi kalau aku online mungkin aku akan dimarahi, akhirnya aku memilih untuk menonton tv. Untungnya ketika menonton tv sedang ada pertandingan bola, aku pun menonton tv hingga pukul 05.00 subuh mengingat bahwa ini adalah hari minggu dan hari seterusnya pun aku piker sekolah mulai bebas dan hanya menanykan niali UAS atau nilai rata-rata nanti di rapot “Bu aku di remed gak. Aku di remed gak ?”.
Dan pada malam seterusnya pun seperti itu.
Pada malam terakhir sebelum aku menulis cerpen ini, aku masih mengidap insomnia. Padahal yang aku butuhkan hanya ingin tertidur lelap seperti yang lainnya. Akhirnya kembali aku terlibat dalam permasalahan “apa yang harus dilakukan agar aku bisa tertidur ?”. akhirnya aku pergi ke gudang dan mengambil lukisan yang bergambarkan domba-domba. Aku pun menghitung gambar domba-domba tersebut hingga lelah dan menguap terus menerus, namun tetap saja belum bisa tertidur. Daripada bingung bagaimana caranya agar aku bisa tertidur pulas, nyenyak, dan lelap, tanpa piker panjang aku mebuat kopi dan aku minum kopi hingga habis 2 cangkir. Alhasil aku tidak tidur sama sekali pada malam itu. Walaupun aku kurang tidur tapi aku masih merasa bugar, malangnya diriku yang tidak bisa merasakan “apa itu mimpi ?” dan “bagaimana rasanya mimpi indah itu ?”.
Malangnya nasibku si Anak Insomnia.
